Kamis, 20 Mei 2010
Rekomendasi Terhadap Pemerintah Membangun Iklim Perbenihan Nasional
Rekomendasi Terhadap Pemerintah
Membangun Iklim Perbenihan Nasional
Oleh:
Ir. Riski Januari Xyalam,
Sekretaris DPD Asbenindo
Provinsi Banten
Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) menyelenggarakan Kongres Asbenindo 2010 dalam menyongsong era pertanian baru yang dapat beradaptasi terhadap perkembangan usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan dalam menghadapi berbagai perkembangan teknologi baik di dalam negeri maupun dalam kancah internasional.
Kegiatan tersebut di laksanakan pada tanggal 18 – 19 Mei 2010 di Menara 165 Gedung ESQ Jakarta, Kongres dibuka oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia yang diwakili oleh Dr. Ir. Bayu Krisnamuthi serta di hadiri oleh seluruh utusan anggota DPD di dua belas Provinsi, yang salah satunya berasal dari Provinsi Banten; dengan ketua Ir. Supardi, MM dan Sekretaris Ir. Riski Januari Xyalam dan anggota Awan Ruswan, SP, MSi . Dalam kegiatan tersebut, dilakukan diskusi antara Ir. Riski Januari Xyalam, Sekretaris DPD Asbenindo Provinsi Banten dengan President Pacific Seed Association (APSA) Dr. Chaireg Sagwansupyarkorn, Bangkok
Kongres ini menjadi satu bentuk bukti nyata Asbenindo dalam ikut melakukan sosialisasi perbenihan secara Nasional dengan mantap, dengan demikian di harapkan masyarakat tani Indonesia dapat memahami tentang besarnya peran perbenihan dalam usaha taninya, Dalam penyelenggaraan terdapat tiga agenda yang dibahas dalam kongres, Kongres akan menlakuakn penyempurnaan, membahas, menetapkan Anggaran dasar (AD)/ Anggaran Rumah Tangga (ART) serta tata cara pemilihan pengurus pusat. Selain itu kongres juga akan membahas dan menyusun Garis Garis Besar Program Kerja Asbenindo. Program tersebut diantaranya adalah peningkatan penggunaan benih unggul bermutu, sosialisasi system perbenihan serta meningkatkan etika bisnis antara industri perbenihan menuju persaingan optimal.
Kongres juga akan memberikan rekomendasi dan masukan kepada Asbenindo dalam penyusunan berbagai masukan bagi pembangunan Iklim Perbenihan Indonesia yang sehat dan Maju . Selain sidang komisi dan sidang pleno, dalam kongres Asbenindo tersebut dilakukan Seminar interaktif bersama peserta; dibawakan dalam msesia pertama oleh Dr. Ir. Ahmad Dimyati, MS, bertajuk Sistem Perbenihan Indonesia dalam Menyongsong Masa Depan, dan sesi kedua dengan tajuk ‘Effective Seeds Legislation Regulatory Measures” di bawakan oleh President Pacific Seed Association (APSA) Dr. Chaireg Sagwansupyarkorn.
Dalam mendorong pemerintah agar mempersiapkan regulasi dan program pelatihan penerapan bioteknologi. Pemerintah tak perlu lagi alergi terhadap pengayaan bioteknologi lantaran teknologi tersebut sudah merupakan kebutuhan di era pertanian saat ini. seluruh pemangku kewenangan bidang pertanian harus mempersiapkan diri terhadap era pertanian bioteknologi. Pemerintah harus siap menyusun regulasi, sementara petani dan pengusaha pertanian harus menyiapkan mental dan paradigma budidaya mereka.
“Kita tidak bisa lagi mengatakan tidak terhadap bioteknologi, pengembangan transgenik sudah merupakan kebutuhan. Apabila dunia pertanian nasional terus menolak terhadap bioteknologi. Indonesia akan tertinggal dari negara lain. Saat ini, hampir semua negara maju mengembangkan bioteknologi untuk mendongkrak produktivitas tanaman pertanian mereka.
Negara-negara di Asia seperti China dan Jepang juga sudah lama mengaplikasikan teknologi transgenik. beberapa perusahaan perbenihan di Indonesia sebenarnya sudah mengembangkan teknologi transgenik untuk sejumlah varietas. Namun perusahaan-perusahaan multinasional dan lokal tersebut masih khawatir untuk mempublikasikan kegiatan penelitian mereka ke publik. Bioteknologi ini merupakan isu yang masih kontroversial bagi sebagian kita,”
Dikatakan, untuk situasi Indonesia, varietas transgenik yang sudah bisa diterapkan dalam skala luas adalah jagung dan kedelai. Bahkan untuk tanaman hias dan aneka varietas hortikultura juga sudah ada yang menggunakan teknologi transgenik. “Tapi untuk padi rasanya masih jauh. Benih hibrida yang ada masih bisa mengejar target produksi,”
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dalam sambutanya mengatakan, sudah saatnya ada lembaga yang sangat fokus untuk mengkampanyekan teknologi transgenik. Dukungan varietas benih hasil produksi bioteknologi yang baik, bisa mendorong peningkatan produktivitas yang sangat signifikan. Dalam empat tahun terakhir, kata Bayu, telah terjadi peningkatan produksi pertanian yang disebabkan dukungan varietas benih unggul dan bermutu. Pada tahun 2007 lalu, komposisi benih padi unggul baru 39 persen dari total benih yang ada. Namun pada tahun 2009, komposisi benih unggul sudah mencapai 62,8 persen. Sementara untuk jagung, pada 2009 benih unggulnya sudah mencapai 65,4 persen atau naik 30,4 persen dibandingkan komposisi 2007 (35 persen).
“Sehingga terlihat ada kaitan antara ketersediaan benih unggul dengan peningkatan produksi,” Kecuali kaitan antara benih unggul dan peningkatan produktivitas,kebutuhan benih transgenik tak lain karena umur tanaman di perkebunan nasional sudah masuk masa pensiun. “Butuh replanting, peremajaan. Nah tentu harus ditopang dengan suplai benih yang sangat masif,”
Apabila hanya mengandalkan pengoptimalan benih secara konvensional, justru akan mengancam dunia pertanian nasional. Tanpa benih transgenik, hanya ada satu cara untuk meningkatkan produksi, yaitu ekstensifikasi lahan. “Padahal ini bisa dicari jalan keluarnya dengan penyediaan benih transgenik tanpa perlu ekspansi lahan besar-besaran,”
Indonesia tidak boleh terus-menerus menerapkan standar ganda terhadap bioteknologi. Di satu sisi menolak, tapi di sisi lain menerima karena hampir separuh dari impor kedelai nasional adalah produksi bioteknologi di negara asalnya. “Masih ada yang menolak, tapi kedelai hasil transgenik kita makan juga,” sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan.
Saat ini pemerintah sudah melepas sejumlah varietas yang bisa dikembangkan untuk penemuan varietas baru. Varietas-varietas tersebut adalah padi non hibrida (223 varietas), padi hibrida (54 varietas), jagung hibrida (137), jagung komposit (49 varietas), kedelai (73 varietas), buah (553), sayur (818 varietas), dan tanaman hias (109 varietas). “Ini jumlah yang sangat kaya untuk dikembangkan secara transgenik,”
Semenjak didirikan pada tahun 1991, Asbenindo telah menjadi mitra kerja pemerintah dalam memajukan industri perbenihan Indonesia. Kegiatan Asbenindo diantaranya ditujukan melalui partisipasi aktif dalam pembahasan materi penyusunan Peraturan perundang –Undangan, Peraturan pemerintah, serta penyusunan Standar Nasional Indonesia yang berkaitan dengan bidang Perbenihan.
Sebagai langkah yang telah dilakukan Asbenindo telah melakukan pengawalan pertumbuhandan pengembangan industri perbenihan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun kehutanan.
Langkah kongkrit kedepan dalam pengembangan dan peningkatan usaha industri perbenihan demi mencapai Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan benih dalam negeri dan mampu melakukan ekspor ke manca Negara, dengan mengoptimalkan penyediaan benih unggul dan bermutu dari tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, dan kehutanan, serta memperkaya Varietas melalui introduksi Varietas baru dan mengembangkan Penangkaran Benih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar