Rabu, 01 Desember 2010

talk : KESEHATAN BENIH




I.TINJAUAN PUSTAKA

Benih dikatakan sehat kalau benih tersebut bebas dari pathogen, baik berupa bakteri, cendawan, virus maupun nematoda. Patogen adalah suatu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan patogenisitas adalah kemapuan relatif dari suatu patogen untuk menyebabkan penyakit. Penyakit yang ditimbulkannya kemungkinan dapat terjadi pada kecambah, tanaman muda ataupun tanaman yang telah dewasa.

Semua golongan patogen seperti cendawan, bakteri, virus, dan nematoda dapat terbawa oleh benih. Hal ini dapat terjadi karena benihnya telah terinfeksi atau kerena kontaminasi pada permukaan benih. Kebanyakan patogen yang terbawa benih menjadi aktif segera setelah benihdisebar atau disemaikan. Sebagai akibatnya benih menjadi busuk atau terjadi damping off sebelum atau sesudah benih berkecambah.

Benih dikatakan sakit apabila benih telah mengalami perubahan fisik (warna, ukuran, bentuk, aroma) dan mengalami gangguan fisiologis dibagian dalam jaringanbenih yang menyebabkan terganggunya fungsi benih sebagai bahan perbanyakan tanaman, yang disertai dengan menurunnya kualitas maupun kuantitas kecambah/bibit yang dihasilkan.
Kerugian-kerugian yang ditimbulkan jika menggunakan benih sakit sebagai alat perbanyakan tanaman
1.Menurunkan persentase benih berkecambah
2.Turunnya kualitas benih yang diakibatkan oleh kerusakan bentuk fisik dan warna benih
3.Jeleknya pertumbuhan bibit yang dihasilkan
4.Menurunkan produktivits panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Salah satu cara untuk memeriksa kesehatan benih adalah dengan teknik isolasi patogen dimana kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan benih pada media yang telah ditentukan untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme patogenik yang terbawa oleh benih (seed born). Isolasi dianggap berhasil jika tumbuh misellium di atas benih, dan miselium tersebut berasal dari spora patogen yang terdapat dalam benih (terbawa benih).

Metode yang bisa digunakan untuk isolasi patogen benih adalah metode inkubasi, yaitu benih ditumbuhkan selama waktu tertentu pada kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan patogen (biasanya selama 5-7 hari, suhu 20±2oC, kelembaban udara >70%).

Metode inkubasi dibagi 2, yaitu:

1.Metode kertas
Pemeriksaan jamur dengan metode ini paling banyak digunakan karena mudah dilaksanakan dengan biaya yang relatif murah. Hampir semua jamur yang terbawa benih dapat diuji dengan metode ini

2.Metode agar
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode kertas, hanya medianya yang berbeda, yaitu dengan menggunakan media agar steril yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar) Dibanding metode kertas, metode ini memberikan kondisi yang lebih memadai untuk tumbuhnya spora jamur/bakteri, tetapi memakan waktu dan biaya yang lebih banyak.

II.TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan isolasi patogen benih dengan menggunakan alat yang tersedia sesuai dengan prosedur.

III.ALAT DAN BAHAN

a.Pengujian Kesehatan Benih dengan Metode Agar
•Cawan petri yang sudah diisi dengan media PDA steril
•Laminar air flow (ruang transper/ruang penanaman)
•Ruang inkubasi
•Plastik wrapping
•Pinset steril
•Contoh benih yang akan diuji yang sudah direndam Natrium (Sodium) hipochlorit (NaOCl2 1%) atau bayclin 1% selama 5 menit dan Air/aquades steril selama 5 menit
•Alkohol 70 %, 96 %
•Asam laktat 10% (untuk menghambat pertumbuhan bakteri)
•Jas lab dan masker
•Mikroskop stereo dan kompon
•Kaca obyek dan kaca penutup
•Jarum preparat

b.Pengujian Kesehatan Benih dengan Metode Kertas
•Cawan petri steril/bak pengecambahan
•Kertas yang digunakan bisa ketas merang/kertas stensil/kertas filter steril
•Tissue steril
•Pinset
•Plastik wrapping
•Ruang inkubasi
•Mikroskop
•Kaca obyek dan kaca penutup
•Jarum preparat/inokulasi
•Contoh benih yang akan diuji, yang telah direndam dengan larutan bayclin 1% selama 5 menit dan akuades selama 5 menit
•Aquades steril
•Alkohol 70 %

IV.PROSEDUR KERJA

a.Prosedur isolasi patogen dari benih dengan metode agar
1. Ambil contoh kerja benih sebanyak 10 butir, kemudian taruh dalam kain kasa, ikat agak kendor, selanjutnya rendam benih dalam larutan Bayclin atau NaOCl2 1 % selama 5 menit, kemudian angkat, cuci/direndam dengan akuades selama 5 menit dan tiriskan !.
2. Masukkan media agar PDA dalam cawan ± 5-6 mL (sampai media menutupi dasar cawan secara merata), secara aseptik dalam laminar air flow.
3. Taburkan benih yang telah ditiriskan tersebut secara aseptik pada media agar dalam cawan petri di laminar air flow (tiap cawan petri dapat diisi 10. Untuk mencegah kontaminasi antar benih, maka jarak antar benih satu dengan benih lain minimal 2 cm.
4. Inkubasikan benih yang telah ditabur pada media agar dalam cawan petri di suhu ruang
5. Setelah inkubasi selama 4-5hari, kemudian amati jamur yang tumbuh di sekitar benih
6. Amati miselium di bawah mikroskop

b. Prosedur isolasi patogen dari benih dengan metode kertas

1. Ambil 10 butir benih, selanjutnya benih taruh dalam kain kasa, ikat agak kendor, selanjutnya rendam benih dalam larutan desinfektan/bayclin 1 % selama 5 menit, dicuci/direndam dengan akuades steril selama 5 menit, lalu tiriskan
2. Ambil 3 lembar kertas filter steril dan celupkan dalam air/aquades steril (kelembaban ± 70 %), kemudian letakkan dalam cawan petri,
3. Taburkan benih yang akan diuji di atas cawan petri, jumlah benih dalam tiap cawan petri dapat 10. Untuk mencegah kontaminasi bagi benih lain, maka jarak antar benih minimal 2 cm.
4. Inkubasikan benih dalam cawan petri tersebut atau disimpan di suhu ruang
5. Setelah inkubasi selesai, amati jamur yang tumbuh di sekitar benih dan amati jenis jamur yang tumbuh di bawah mikroskop

VI.PEMBAHASAN

Dari hasi isolasi yang dilakukan terhadap benih jagung yang dilakukan pada media agar terlihat adanya beberapa benih jagung yang terinfeksi bakteri. Hal ini dibuktikan dengan adanya aliran lendir yang terlihat pada media agar. Lendir-lendir itu dikeluarkan oleh benih karena benih terserang bakteri.

Kemungkinan pertama benih jagung yang dikecambahkan terkena luka akibat terkena tusukan serangga atau karena benih pada waktu proses sortasi mengalami tumbukan dengan alat-alat sortasi atau akibat goresan yang ada pada benih sehingga bakteri dapat masuk dengan mudah.

Cendawan dapat tumbuh dengan baik ditempat penyimpanan yang memiliki tingkat kelembaban antara 62% sampai 94%. Persentase benih yang terinfeksi oleh cendawan dan bakteri diduga disebabkan oleh infeksi yang sudah terjadi pada saat benih disimpan ditingkat petani. Benih jagung sangat higrokopis atau mudah menyerap air dari udara sehingga kadar air biji akan meningkat selama penyimpanan.

Kemungkinan kedua akibat dari prosedur kerja yang tidak sesuai sehingga terjadi kecerobohan-kecerobohan yang mengakibatkan proses praktikum tidak steril.

VII. KESIMPULAN

Benih dikatakan sehat kalau benih tersebut bebas dari pathogen, baik berupa bakteri, cendawan, virus maupun nematoda. Patogen adalah suatu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan patogenisitas adalah kemapuan relatif dari suatu patogen untuk menyebabkan penyakit. Penyakit yang ditimbulkannya kemungkinan dapat terjadi pada kecambah, tanaman muda ataupun tanaman yang telah dewasa.

Dari hasi isolasi yang dilakukan terhadap benih jagung yang dilakukan pada media agar terlihat adanya beberapa benih jagung yang terinfeksi bakteri. Hal ini dibuktikan dengan adanya aliran lendir yang terlihat pada media agar. Lendir-lendir itu dikeluarkan oleh benih karena benih terserang bakteri.


DAFTAR PUSTAKA
o Sutopo, Lita. Teknologi benih. 2004. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
dari: http://hirupbagja.blogspot.com/2009/11/kesehatan-benih.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar