Senin, 19 Juli 2010

SEBUTIR BENIH INDONESIANISME



"Selama ini, banyak yang meremehkan identitas budaya bangsa ini, di sisi lain beberapa bangsa di luar wilayah legal mati-matian membendung pertumbuhan kekuatan identitas asli bangsa ini" Ribuan massa melakukan arak-arakan memperingati hari Buruh Internasional (Se Dunia), atribut provokatif identitas kelompok dibawa dengan gagahnya, muntahan-muntahan orasi cukup dibalas peserta aksi dengan kepalan jemari tangan sambil berteriak 'Hidup Buruh!'.


Lalu, sejenak pertanyaan muncul,
'buruh' lahir di negeri ini
hasil persetubuhan siapa?


Sudah jelas tapak sejarah menyatakan, penerapan industrialisasi pabrik gula dan perkebunan tanaman tertentu, berikut perangkat lunaknya berupa ideologi cari untung (kapitalisme), semua dirancang dan dipraktekkan oleh kolonialis kerajaan Belanda. Bahkan penyediaan ideologi perlawanan (komunisme) pun dibawa oleh organisatoris dari kerajaan Belanda. Selanjutnya di jaman kolonialisme kerajaan Jepang pun muncul ideologi semu (fanatisme asia) yang diterapkan dari kampung hingga keluarga.

Dimana Indonesianisme? Ya, Ideologi Indonesia asli, bukan hasil pemerkosaan budaya dari benua luar, apa ideologi yang tumbuh (meski sebesar tanaman semak perdu) di tanah tumpah darah Indonesia? Beberapa prasasti, artefak, manuskrip purba, kitab daun lontar, hingga kulit kayu berisi falsafah dan teori Ideologi beberapa budaya ribuan suku bangsa di Indonesia sudah hilang dirampas penjajah dan disimpan baik-baik dalam perpustakaan mereka. Celakanya pola ajar di sekolah hingga universitas yang ada hanya melakukan transformasi idea dan ilmu dari Ideologi Kolonialis (Arab, Eropa,Jepang). Jangan heran bila aktifis siswa, mahasiswa hingga organisasi massa menjadi alat efektif untuk aktualisasi ideologi asing tersebut.

Pola regenerasi dan pengkaderan organisasi mereka pun selalu membiuskan angan-angan ilusi tentang perubahan sosial berdasar salah satu ideologi asing tersebut. Manakala beberapa program pencarian karakter Indonesia pernah dipraktekkan (salah satunya dengan mengirim beberapa warga yang cakap dalam berberapa ilmu tertentu ke berbagai negara modern, seperti Mesir, Inggris, Perancis, Rusia, China, Jepang, Amerika) telah gagal menemukan pola Ideologi Asli Indonesia akibat kekisruhan (politik) yang sengaja diciptakan para kelompok elit negara Indonesia. Ada sebuah tantangan, bila mereka yang memuja ideologi Liberal, Kapitalis, Sosialis, Komunis, Agama, Nasionalis, Sekuler, diajak tinggal bersama warga asli negara-negara asal ideologi tersebut. dengan catatan mereka tinggal bukan sebagai tamu, namun melebur sebagai warga negara, apa yang akan dirasakan sesudahnya?

Ada kabar demikian, mereka yang tinggal di negara berbasis Ideologi Agama akan berharap pada ideologi anti agama, juga yang tinggal di negara Komunis akan belajar banyak ilmu anti Komunis, apalagi yang tinggal di negara Kapitalis mati-matian menegakkan Sosialis.

Andai mereka jujur, sebenarnya yang dituju adalah ideologi Indonesianisme. (Indonesianisme bukan peluruhan atau peleburan beberapa ideologi besar yang beredar di planet bumi ini. Juga bukan Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) atau Pancasila. Indonesianisme tumbuhan baru meskipun sebentuk semak perdu, yang dibabat terus oleh praktisi ideologi besar, namun tetap tumbuh melawan).

Sudah saatnya berpikir keras,
membentuk karakter Indonesia.


----------------------------
Catatan Aida Ces:
SEBUTIR BENIH INDONESIANISME
Monday, 03 May 2009 at 13:38



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar